Jumat, 23 Agustus 2013

Crossover (AAV) Teknik Audio Video Kelas 2

        Apakah yang dimaksud “CROSSOVER” ?

          Telinga manusia mampu mendengar frekuensi dalam rentangan 20Hz sampai dengan 20 kHz, namun pada kenyataanya tidak ada driver/speaker yang bisa menyalurkan dengan baik seluruh frekuensi suara dalam rentangan tersebut.
         
          Ada driver yang hanya bagus dalam mereproduksi suara mulai dari frekuensi 20Hz sampai frekuensi sekitar 500Hz, driver ini disebut woofer, dalam sebuah speaker woofer dapat diidentifikasi dengan ukurannya yang paling besar.
         
          Ada driver yang hanya bagus dalam mereproduksi suara mulai dari frekuensi 3kHz sampai frekuensi 20kHz atau bahkan lebih, driver ini disebut tweeter, dalam sebuah speaker, tweeter dapat diidentifikasi dengan ukurannya yang paling kecil. Ada driver yang hanya bagus dalam mereproduksi suara mulai dari frekuensi sekitar 300Hz sampai frekuensi sekitar 3kHz, driver ini disebut midrage, dalam sebuah speaker midrange dapat diidentifikasi dengan ukurannya yang relative sedang dibandingkan dengan woofer dan tweeter.
         
          Ada driver yang hanya bagus dalam mereproduksi suara mulai dari frekuensi sekitar 20Hz sampai frekuensi sekitar 3kHz, driver ini disebut mid-bass, dalam sebuah speaker midbass dapat diidentifikasi dengan ukurannya yang tidak sebesar woofer namun lebih besar dibandingkan mid-range. Agar supaya sebuah system speaker bisa menampilkan dengan utuh seluruh frekuensi mulai dari 20Hz sampai dengan 20kHz, maka driver driver tersebut Harus ditampilkan secara bersamaan dengan berbagai kombinasi sesuai dengan karakter dan kebutuhan yang diinginkan. Dalam aplikasinya semua driver dalam sebuah speaker tidak bisa langsung disambung secara langsung dengan power amplifier, karena hal ini akan mengakibatkan driver mereproduksi rentangan frekuensi yang bukan berada dalam rentangan frekuensi dimana driver tersebut bisa bekerja dengan baik, selain juga akan ada frekuensi yang direproduksi secara bersama sama oleh driver tersebut.
          Agar masing masing driver hanya mereproduksi frekuensi yang sesuai dengan kemampuannya maka diperlukankan sebuah alat yang bisa mendistribusikan frekuensi suara ke masing2 driver, dan alat inilah yang disebut “Crossover”.
          Dalam aplikasi audio ada dua jenis crossover yaitu crossover aktif dan pasif. Disebut crossover pasif karena hanya tersusun atas komponen elektronika pasif yaitu resistor, capacitor dan inductor, sebaliknya disebut crossover aktif, karena menggunakan komponen elektronik aktif yaitu transistor atau tube sebagai jantungnya selain juga dibantu oleh komponen pasif seperti resistor dan capacitor.

Apakah fungsi “CROSSOVER” ?
                    Crossover adalah alat untuk membatasi “frekwensi range” yang akan diterima oleh speaker. Bayangkan crossover bertindak selaku polisi diperempatan jalan, yang mengatur arus ke tweeter, ke midrange, midwoofer, dan bas ke subwoofer.

Keunggulan “CROSSOVER”
Adapaun keunggulan dari crossover ini adalah sebagai berikut;
- Mencegah timbulnya sinyal komposit sehingga mengurangi resiko    terjadinya over drive
- Amplifier anda lebih lelusa untuk digeber, guna untuk mendapakan watt yang lebih tinggi tanpa takut terjadi cllping sinyal.
- Menghemat power amplifier 30-50% dari pada menggunakan xover pasif
- Dapat meningkatkan kebeningan suara, sehingga cacat harmoniknya dapat diturunkan
- Meningkatkan transparansi treble, mid, serta memperjelas pemisahan stereo pada power amplifier anda.
- Dapat meninggikan factor damping amplifier sehingga nada bass terdengar lebih lincah dan bertenaga
- Dapat di sesuaiakan dengan resonansi speaker, bukan mengacu pada impedansi speaker.
- Operasionalnya juga tidak tergantung pada rating daya speaker
- Dapat menata frekwensi lebih lelusa, akurat.

Ada 4 hal yang menyebabkan crossover pasif menampilkan kelemahan.

1.Arus balik dari woofer
          Ketika arus listrik yang mewakili sinyal masuk ke dalam coil dari woofer, maka kemudian akan terjadi interaksi antara arus listrik tersebut dengan magnet yang kemudianberakibat bergeraknya membran speaker. Gerakan membrane speaker ini kemudian akan mengakibatkan coil pada speaker berinteraksi dengan magnet speaker yang mengakibatkan mengalirnya arus balik dari dari coil speaker menuju midrange, tweeter dan amplifier dan arus balik ini mengganggu kerja midrange, tweeter, maupun amplifier.

Gambar 1














2. Rugi rugi komponen pasif L, C dan R pada Crossover
          Komponen pasif yang terdiri inductor, kapasitor dan resistor adalah komponen dasar yang membangun sebuah crossover pasif, di dunia ini tidak ada komponen yang spesifikasinya sempurna dan tidak memiliki rugi rugi, sehingga dimanapun komponen seperti R L C ada di rangkaian audio, pasti akan menimbulkan rugi rugi, akan tetapi pada crossover pasif rugi yang ditimbulkan oleh komponen pasif R L C adalah yang paling besar dibandingkan dengan kerugian oleh komponen pasif ini pada pemakaian di tempat lain dalam rangkaian elektronika audio.

3.Ketidaklinieran perbedaan fasa karena ketidakstabilan impedansi speaker
          Ketika seorang perancang speaker pasif menghitung nilai L dan C untuk crossover pasif, maka nilai L dan C tersebut sesungguhnya hanya berlaku untuk satu nilai impedansi tertentu saja yang konstan, namun dalam kenyataannya tidak ada speaker yang impedansinya konstan dalam rentangan frekuensi audio, sehingga delay ataupun pergesaran fase yang sebelumnya sudah diperhitungkan dengan akurat,  namun karena ketidak linieran impedansi ini kemudian menjadi tidak akurat,  dan keadaan ini bisa menggangu kalkulasi lainnya sperti misalnya time alligment antara tweeter dan driver lainnya.

4. Kompromi Akurasi Karena Ketersediaan Komponen

          Dalam proses perancangan rangkaian elektronika yang menggunakan komponen aktif maupun pasif, selalu akan ada keadaan dimana nilai komponen yang didapat dari perhitungan tidak sesuai dengan nilai standar yang ada di pasaran. Dalam proses perancangan crossover pasif perbedaan nilai C antara perhitungan dengan nilai standar yang tersedia, umumnya menjadi sebuah kendala dalam mendapatkan perhitungan yang akurat. 

Tidak ada komentar: