Minggu, 26 April 2015

Laporan Praktikum Faal "Indera Penghidu"

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa         : Prayogi P.
NPM                              : 16513907
Tanggal Pemeriksaan  : 21 Juni 2014
Nama Asisten  : 1. Cindy Natalia
Paraf Asisten  :

1.      Percobaan                                    :  Indera Penghidu
Nama Percobaan                         :  Cara Kerja Bau Kemenyan
Nama Subjek Percobaan            :  Individu
Tempat Percobaan                      :  Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan                :  Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah zat yang merupakan gas, serta membedakan beberapa wewangian mulai dari bau yang tidak enak sampai enak.
b.      Dasar Teori                            : Hidung manusia memiliki dua fungsi utama, diantaranya adalah fungsi hidung sebagai alat pernapasan dan juga berfungsi sebagai alat indera penciuman. Hidung juga berperan dalam resonansi suara dan menyaring udara yang masuk ke dalamnya. Berbagai jenis bau wangi maupun busuk dapat dicium oleh kita melalui Hidung. Seperti bau perfum, bau makanan, bau minuman (kopi dan teh), bau amis, bau badan dan lain sebagainya.
Hidung dapat mencium berbagai macam bau karena di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang terdiri dari jutaan sel-sel pembau. Setiap sel-sel pembau tersebut mempunyai rambut-rambut di  ujungnya serta diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi untuk melembabkan rongga hidung.
Saat kita bernapas, yaitu menghirup udara dari luar, molekul-molekul bau yang melayang di udara akan ikut masuk ke dalam rongga hidung dan bertemu dengan sel-sel pembau. Sel-sel pembau tersebut akan terangsang dan merubah rangsangan tersebut menjadi Sinyal yang kemudian mengirimkannya ke Otak melalui Saraf Pembau. Dengan demikian kita dapat mencium berbagai macam bau dari udara luar.
Manusia dapat membedakan puluhan ribu bau yang berbeda – beda para peneliti umumnya beranggapan bahwa persepsi berbagai bau ini bergantung pada kombinasi bau – bau primer.
c.       Alat yang Digunakan            :  Tempat membakar kemenyan, hio, sebutir kemenyan atau sebutir hio dan beberapa macam wewangian.
d.      Jalannya Percobaan             :  1.1   Praktikan diminta untuk menghirup aroma dari hio, dupa dan obat nyamuk yang belum dibakar terlebih dahulu. Setelah itu, praktikan kembali menghirup aroma dari hio, dupa dan obat nyamuk ketika dibakar. Praktikan diminta untuk membedakan aroma dari ketiga benda tersebut sebelum dan ketika dibakar.
e.       Hasil Percobaan                    :  1.1   Hio = baunya tidak terlalu menyengat ketika dibakar.
1.2   Dupa = baunya sangat menyengat ketika dibakar.
1.3   Obat nyamuk = baunya menyengat ketika dibakar.
f.       Hasil Sebenarnya                  :  1.1   Kemenyan, hio, dupa dan obat nyamuk bakar lebih kuat baunya ketika dibakar
1.2   Karena concha nasal superior hanya menerima rangsang benda – benda yang dapat menguap dan berwujud gas.
g.      Kesimpulan                            :  Hidung manusia memiliki dua fungsi utama, diantaranya adalah fungsi hidung sebagai alat pernapasan dan juga berfungsi sebagai alat indera penciuman. Manusia dapat membedakan puluhan ribu bau yang berbeda – beda para peneliti umumnya beranggapan bahwa persepsi berbagai bau ini bergantung pada kombinasi bau – bau primer. Hio, dupa dan obat nyamuk, aromanya akan terasa menyengat ketika dibakar.
h.      Daftar Pustaka                      :  Amin, Muhammad .(2012). Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII. Jakarta : Erlangga.
Priadi, Arif .(2009). Biologi. Jakarta : Yudhistira.
Irawan, Rudi .(2012). Indera Manusia. Jakarta : Global Media.

2.      Percobaan                                    :  Indera Penghidu
Nama Percobaan                         :  Cara Kerja Membedakan Wewangian
Nama Subjek Percobaan            :  Individu
Tempat Percobaan                      :  Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan                :  Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah zat yang merupakan gas, serta membedakan beberapa wewangian mulai dari bau yang tidak enak sampai enak.
b.      Dasar Teori                            : Hidung disusun oleh jaringan epitel olfaktori dan sel-sel reseptor olfaktori yang terdapat di rongga hidung bagian atas. Sensasi yang kita sebut rasa pada kenyataannya adalah bau. Pada saat kita mengunyah bawang atai apel, uap atau gas masuk ke bagian dalam hidung yang terbuka. Gas tersebut akan mengenai ujung saraf pembau sehingga kita dapt merasakan adanya rasa bawang atau apel.
Bau dihasilkan dari rangsang kimia yang berupa gas. Gas masuk ke dalam rongga hidung, berdifusi ke dalam lapisan mukus lalu berikatan dengan reseptor pada dendrit. Gas tersebut akan merangsang sel-sel olfaktori sehingga impuls dari saraf olfaktori bergerak menuju ke otak. Impuls tersebut akan diiterpresentasikan sebagai bau.
Kita dapat mencium bau dengan baik menggunakan hidung. Coba rasakan ketika Anda terserang penyakit pilek. Saat terserang penyakit pilek, hidung kita agak sulit mencium bau-bau yang ada. Hidung terlindung dari lapisan tulang rawan dan bagian rongga dalam mengandung sel-sel epitel yang berfungsi untuk menerima rangsang kimia. Bagian tersebut dilengkapi lendir dan rambut-rambut pembau. Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek.
Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung selsel pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus alfaktorius).
c.       Alat yang Digunakan            :  Kayu manis, jahe, teh, jeruk nipis, kopi dan sapu tangan (handuk kecil).
d.      Jalannya Percobaan             :  1.1   Praktikan diminta untuk menutup matanya dengan menggunakan sapu tangan (handuk kecil). Kemudian praktikan dibimbing oleh asisten laboratorium untuk menghirup aroma dari 5 wewangian yang berbeda dan mencoba untuk menebaknya aromanya.
e.       Hasil Percobaan                    :  1.1   Kemangi
1.2   Jahe
1.3   Teh
1.4   Tidak tahu
1.5   Kopi
f.       Hasil Sebenarnya                  :  1.1   Biasanya dalam hal kemampuan mengingat bau ♀ lebih baik.
1.2   Proporsinya, dari 5 macam wewangian, untuk ♀ = 5 dan ♂ = 3.
1.3   Hal ini disebabkan karena pada ♀, ruang dalam menerima gas (concha nasal superior) lebih luas.
1.4   Semakin tajam wanginya, maka semakin mudah dikenal.
1.5   Semakin lembut wanginya, maka semakin sulit dikenal.
g.      Kesimpulan                            :  Hidung disusun oleh jaringan epitel olfaktori dan sel-sel reseptor olfaktori yang terdapat di rongga hidung bagian atas. Sensasi yang kita sebut rasa pada kenyataannya adalah bau. Ketika kita terserang pilek, hidung sangat sulit untuk mendeteksi berbagaui macam bau (terasa hambar). Pria biasanya memiliki penciuman yang lebih baik daripada wanita, hal ini disebabkan karena pada pria, ruang dalam menerima gas (concha nasal superior) lebih luas.
h.      Daftar Pustaka                      :  Khodijah, Siti. (2012). Indera Penghidu pada Manusia. Jakarta : Global Media.
Kimball, John W .(1992). Biologi. Jakarta : Erlangga.
Puspitawati, Ira .(1998). Psikologi Faal. Depok : Universitas Gunadarma.
3.      Percobaan                                    :  Indera Pengecap
Nama Percobaan                         :  Membedakan Berbagai Macam Rasa
Nama Subjek Percobaan            :  Individu
Tempat Percobaan                      :  Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan                :  Memahami dan mengetahui bahwa lidah merupakan alat pengecap serta membuat peta rasa.
b.      Dasar Teori                            : Pengecapan disebut juga indera kimiawi (chemical sense) karena rangsangannya terdiri dari bermacam-macam bahan kimia. Pada permukaan lidah terdapat permukaan penerima yang disebut pucuk pengecapan, untuk 4 macam citarasa dasar yaitu, manis, asin, asam, dan pahit.
Daerah lidah juga mengenali rasa yang spesifik, yaitu rasa manis oleh bagian pangkal lidah, rasa asam oleh bagian tepi depan kiri dan kanan, serta rasa asin di bagian tepi belakang kiri dan kanan. Lidah terdiri atas dua kelompok otot yaitu otot intrinsik yang berfungsi untuk melakukan semua gerakan lidah dan otot ekstrinsik. Otot ekstrinsik ini mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat menekannya pada langit-langit dan gigi, kemudian mendorongnya masuk ke faring.
Permukaan atas lidah seperti beludru, yang ditutupi oleh beberapa lapisan, antara lain seperti berikut :
a.   Papila Filiformis
Papila filiformis banyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah yang berfungsi untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan.
b.   Papila Sirkumvalata
Papila sirkumvalata memiliki bentuk V dan terdapat 8–12 jenis yang terletak di bagian dasar lidah. Papila ini berukuran paling besar daripada yang lain.
c.   Papila Fungiformis
Papila fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.
c.       Alat yang Digunakan            :  Cotton bud, 5-6 larutan rasa (manis, asin, pahit, pedas) dan sapu tangan (handuk kecil).
d.      Jalannya Percobaan             :  1.1   Celupkan kedua ujung cotton bud untuk larutan yang berbeda, kemudian praktikan diminta untuk mencicipi rasa dari larutan tersebut dan berusaha untuk menebak rasanya.
e.       Hasil Percobaan                    :  1.1   Manis                   1.5   Pedas – asin
1.2   Asin                     1.6   Pedas – asam
1.3   Asam                   1.7   Pahit – pedas
1.4   Pedas – manis      1.8   Pahit
f.       Hasil Sebenarnya                  :  1.1   Manis                   1.5   Pedas – asin
1.2   Asin                     1.6   Pedas – asam
1.3   Asam                   1.7   Pahit – pedas  
1.4   Pedas – manis      1.8   Pahit
g.      Kesimpulan                            :  Pengecapan disebut juga indera kimiawi (chemical sense) karena rangsangannya terdiri dari bermacam-macam bahan kimia. Daerah lidah juga mengenali rasa yang spesifik, yaitu rasa manis oleh bagian pangkal lidah, rasa asam oleh bagian tepi depan kiri dan kanan, serta rasa asin di bagian tepi belakang kiri dan kanan. Pada percobaan ini, praktikan diminta mencicipi berbagai macam larutan dengan rasa yang berbeda, kemudian praktikan diminta untuk menyebutkan berbagai macam rasa pada larutan tersebut.
h.      Daftar Pustaka                      :  Puspitawati, Ira .(1998). Psikologi Faal. Depok : Universitas Gunadarma.
Priadi, Arif .(2009). Biologi. Jakarta : Yudhistira.
Kimball, John W .(1992). Biologi. Jakarta : Erlangga.


Tidak ada komentar: