LAPORAN
PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama
Mahasiswa : Prayogi
P.
NPM : 16513907
Tanggal
Pemeriksaan :
21 Juni 2014
|
Nama
Asisten : 1. Cindy
Natalia
Paraf
Asisten :
|
1.
Percobaan : Indera Penghidu
Nama
Percobaan : Cara Kerja Bau Kemenyan
Nama
Subjek Percobaan : Individu
Tempat
Percobaan : Laboratorium Psikologi
Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk membuktikan bahwa
zat yang dibaui adalah zat yang merupakan gas, serta membedakan beberapa
wewangian mulai dari bau yang tidak enak sampai enak.
b.
Dasar
Teori : Hidung manusia memiliki
dua fungsi utama, diantaranya adalah fungsi hidung sebagai alat pernapasan dan
juga berfungsi sebagai alat indera penciuman. Hidung juga berperan dalam
resonansi suara dan menyaring udara yang masuk ke dalamnya. Berbagai jenis bau
wangi maupun busuk dapat dicium oleh kita melalui Hidung. Seperti bau perfum,
bau makanan, bau minuman (kopi dan teh), bau amis, bau badan dan lain
sebagainya.
Hidung dapat mencium berbagai macam bau
karena di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang terdiri dari
jutaan sel-sel pembau. Setiap sel-sel pembau tersebut mempunyai rambut-rambut
di ujungnya serta diliputi oleh selaput
lendir yang berfungsi untuk melembabkan rongga hidung.
Saat kita bernapas, yaitu menghirup
udara dari luar, molekul-molekul bau yang melayang di udara akan ikut masuk ke
dalam rongga hidung dan bertemu dengan sel-sel pembau. Sel-sel pembau tersebut
akan terangsang dan merubah rangsangan tersebut menjadi Sinyal yang kemudian
mengirimkannya ke Otak melalui Saraf Pembau. Dengan demikian kita dapat mencium
berbagai macam bau dari udara luar.
Manusia dapat membedakan puluhan ribu
bau yang berbeda – beda para peneliti umumnya beranggapan bahwa persepsi
berbagai bau ini bergantung pada kombinasi bau – bau primer.
c.
Alat
yang Digunakan : Tempat membakar
kemenyan, hio, sebutir kemenyan atau sebutir hio dan beberapa macam wewangian.
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1 Praktikan
diminta untuk menghirup aroma dari hio, dupa dan obat nyamuk yang belum dibakar
terlebih dahulu. Setelah itu, praktikan kembali menghirup aroma dari hio, dupa
dan obat nyamuk ketika dibakar. Praktikan diminta untuk membedakan aroma dari
ketiga benda tersebut sebelum dan ketika dibakar.
e.
Hasil
Percobaan : 1.1 Hio = baunya tidak terlalu menyengat ketika
dibakar.
1.2 Dupa = baunya sangat menyengat ketika
dibakar.
1.3 Obat nyamuk = baunya menyengat ketika
dibakar.
f.
Hasil
Sebenarnya : 1.1 Kemenyan, hio, dupa dan obat nyamuk bakar
lebih kuat baunya ketika dibakar
1.2 Karena concha nasal superior hanya menerima
rangsang benda – benda yang dapat menguap dan berwujud gas.
g.
Kesimpulan : Hidung manusia memiliki
dua fungsi utama, diantaranya adalah fungsi hidung sebagai alat pernapasan dan
juga berfungsi sebagai alat indera penciuman. Manusia dapat membedakan puluhan
ribu bau yang berbeda – beda para peneliti umumnya beranggapan bahwa persepsi
berbagai bau ini bergantung pada kombinasi bau – bau primer. Hio, dupa dan obat
nyamuk, aromanya akan terasa menyengat ketika dibakar.
h.
Daftar Pustaka : Amin, Muhammad .(2012). Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah
Pertama Kelas VII. Jakarta : Erlangga.
Priadi, Arif .(2009). Biologi. Jakarta : Yudhistira.
Irawan, Rudi .(2012). Indera Manusia. Jakarta : Global Media.
2.
Percobaan : Indera Penghidu
Nama
Percobaan : Cara Kerja Membedakan Wewangian
Nama
Subjek Percobaan : Individu
Tempat
Percobaan : Laboratorium Psikologi
Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk membuktikan bahwa
zat yang dibaui adalah zat yang merupakan gas, serta membedakan beberapa
wewangian mulai dari bau yang tidak enak sampai enak.
b.
Dasar
Teori : Hidung disusun oleh
jaringan epitel olfaktori dan sel-sel reseptor olfaktori yang terdapat di
rongga hidung bagian atas. Sensasi yang kita sebut rasa pada kenyataannya
adalah bau. Pada saat kita mengunyah bawang atai apel, uap atau gas masuk ke
bagian dalam hidung yang terbuka. Gas tersebut akan mengenai ujung saraf pembau
sehingga kita dapt merasakan adanya rasa bawang atau apel.
Bau dihasilkan dari rangsang kimia yang
berupa gas. Gas masuk ke dalam rongga hidung, berdifusi ke dalam lapisan mukus
lalu berikatan dengan reseptor pada dendrit. Gas tersebut akan merangsang
sel-sel olfaktori sehingga impuls dari saraf olfaktori bergerak menuju ke otak.
Impuls tersebut akan diiterpresentasikan sebagai bau.
Kita dapat mencium bau dengan baik
menggunakan hidung. Coba rasakan ketika Anda terserang penyakit pilek. Saat
terserang penyakit pilek, hidung kita agak sulit mencium bau-bau yang ada.
Hidung terlindung dari lapisan tulang rawan dan bagian rongga dalam mengandung
sel-sel epitel yang berfungsi untuk menerima rangsang kimia. Bagian tersebut
dilengkapi lendir dan rambut-rambut pembau. Ketika seseorang menderita sakit
pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau
dengan baik. Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan pencium saling
bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak
dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek.
Di dalam rongga hidung terdapat selaput
lendir yang mengandung selsel pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung
saraf pembau atau saraf kranial (nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan
bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan
serabut-serabut otak (bulbus alfaktorius).
c.
Alat
yang Digunakan : Kayu manis, jahe, teh,
jeruk nipis, kopi dan sapu tangan (handuk kecil).
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1 Praktikan
diminta untuk menutup matanya dengan menggunakan sapu tangan (handuk kecil).
Kemudian praktikan dibimbing oleh asisten laboratorium untuk menghirup aroma
dari 5 wewangian yang berbeda dan mencoba untuk menebaknya aromanya.
e.
Hasil
Percobaan : 1.1 Kemangi
1.2 Jahe
1.3 Teh
1.4 Tidak tahu
1.5 Kopi
f.
Hasil
Sebenarnya : 1.1 Biasanya dalam hal kemampuan mengingat bau ♀ lebih baik.
1.2 Proporsinya, dari 5 macam wewangian, untuk ♀ = 5 dan ♂ = 3.
1.3 Hal
ini disebabkan karena pada ♀, ruang dalam menerima
gas (concha nasal superior) lebih luas.
1.4 Semakin tajam wanginya,
maka semakin mudah dikenal.
1.5 Semakin lembut
wanginya, maka semakin sulit dikenal.
g.
Kesimpulan : Hidung disusun oleh
jaringan epitel olfaktori dan sel-sel reseptor olfaktori yang terdapat di
rongga hidung bagian atas. Sensasi yang kita sebut rasa pada kenyataannya
adalah bau. Ketika kita terserang pilek, hidung sangat sulit untuk mendeteksi
berbagaui macam bau (terasa hambar). Pria biasanya memiliki penciuman yang
lebih baik daripada wanita, hal ini disebabkan karena pada pria, ruang dalam
menerima gas (concha nasal superior) lebih luas.
h.
Daftar Pustaka : Khodijah, Siti. (2012). Indera Penghidu pada Manusia. Jakarta :
Global Media.
Kimball, John W .(1992). Biologi. Jakarta : Erlangga.
Puspitawati, Ira .(1998). Psikologi Faal. Depok : Universitas
Gunadarma.
3.
Percobaan : Indera Pengecap
Nama
Percobaan : Membedakan Berbagai
Macam Rasa
Nama
Subjek Percobaan : Individu
Tempat
Percobaan : Laboratorium Psikologi
Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Memahami dan mengetahui
bahwa lidah merupakan alat pengecap serta membuat peta rasa.
b.
Dasar
Teori : Pengecapan disebut juga
indera kimiawi (chemical sense) karena rangsangannya terdiri dari
bermacam-macam bahan kimia. Pada permukaan lidah terdapat permukaan penerima
yang disebut pucuk pengecapan, untuk 4 macam citarasa dasar yaitu, manis, asin,
asam, dan pahit.
Daerah lidah juga mengenali rasa yang spesifik, yaitu rasa
manis oleh bagian pangkal lidah, rasa asam oleh bagian tepi depan kiri dan
kanan, serta rasa asin di bagian tepi belakang kiri dan kanan. Lidah terdiri
atas dua kelompok otot yaitu otot intrinsik yang berfungsi untuk melakukan
semua gerakan lidah dan otot ekstrinsik. Otot ekstrinsik ini mengaitkan lidah
pada bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat
menekannya pada langit-langit dan gigi, kemudian mendorongnya masuk ke faring.
Permukaan atas lidah seperti beludru, yang ditutupi oleh
beberapa lapisan, antara lain seperti berikut :
a. Papila Filiformis
Papila filiformis banyak dan menyebar pada seluruh permukaan
lidah yang berfungsi untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan.
b. Papila Sirkumvalata
Papila sirkumvalata memiliki bentuk V dan terdapat 8–12
jenis yang terletak di bagian dasar lidah. Papila ini berukuran paling besar
daripada yang lain.
c. Papila Fungiformis
Papila fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah
dan berbentuk jamur.
c.
Alat
yang Digunakan : Cotton bud, 5-6 larutan
rasa (manis, asin, pahit, pedas) dan sapu tangan (handuk kecil).
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1 Celupkan
kedua ujung cotton bud untuk larutan yang berbeda, kemudian praktikan diminta
untuk mencicipi rasa dari larutan tersebut dan berusaha untuk menebak rasanya.
e.
Hasil
Percobaan : 1.1 Manis 1.5 Pedas – asin
1.2 Asin 1.6 Pedas – asam
1.3 Asam 1.7 Pahit – pedas
1.4 Pedas – manis 1.8 Pahit
f.
Hasil
Sebenarnya : 1.1 Manis 1.5 Pedas – asin
1.2 Asin 1.6 Pedas – asam
1.3 Asam 1.7 Pahit – pedas
1.4 Pedas – manis 1.8 Pahit
g.
Kesimpulan : Pengecapan disebut juga
indera kimiawi (chemical sense) karena rangsangannya terdiri dari
bermacam-macam bahan kimia. Daerah lidah juga mengenali rasa yang spesifik, yaitu rasa
manis oleh bagian pangkal lidah, rasa asam oleh bagian tepi depan kiri dan
kanan, serta rasa asin di bagian tepi belakang kiri dan kanan. Pada percobaan
ini, praktikan diminta mencicipi berbagai macam larutan dengan rasa yang
berbeda, kemudian praktikan diminta untuk menyebutkan berbagai macam rasa pada
larutan tersebut.
h.
Daftar Pustaka : Puspitawati, Ira .(1998). Psikologi Faal. Depok : Universitas
Gunadarma.
Priadi, Arif .(2009). Biologi. Jakarta : Yudhistira.
Kimball, John W .(1992). Biologi. Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar