Minggu, 26 April 2015

Psikologi : Tokoh Karen Horney


A.    Biografi Singkat
Karen Horney lahir di Hamburg, Jerman pada tanggal 16 September 1885 dan meninggal di New York City pada tanggal 4 Desember 1952. Horney mendapatkan gelar pendidikan kedokterannya di Universitas Berlin dan bekerja di Institut Psikoanalisis Berlin dari tahun 1918 sampai 1932.
Pada tahun 1932, Horney pindah ke New York dimana ia melakukan praktik psikoanalisis dan mengajar pada Institut Psikoanalisis New York.
Merasa tidak puas dengan psikoanalisis ortodoks, Horney bersama sejumlah tokoh lainnya, mendirikan Association for the Advancement of Psychoanalysis dan American Institute of Psychoanalysis. Horney menjadi dekan dari institut ini. Pada akhir hayatnya dia tertarik pada agama Budha Zen, dan dia telah menunjungi beberapa biara Zen di Jepang beberapa tahun sebelum meninggal.
B.     Gambaran Umum
Teori psikoanalisis sosial dari Karen Horney dibentuk berdasarkan asumsi bahwa kondisi sosial dan kultural, terutama pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak sangat besar pengaruhnya dalam membentuk kepribadian seseorang. Orang-orang yang tidak mendapatkan kebutuhan akan cinta dan kasih sayang yang cukup selama masa kanak-kanak mengembangkan rasa permusuhan dasar (basic hostility) terhadap orang tua mereka dan, sebagai akibatnya, megalami kecemasan dasar (basic anxiety). Horney mengatakan bahwa seseorang melawan kecemasan dasar dengan melakukan salah satu dari tiga cara pokok dalam berhubungan dengan orang lain, yaitu (1). Mendekati orang lain, (2). Melawan orang lain, (3). Menjauhi orang lain. Individu normal mungkin menggunakan cara manapun dari ketiga cara tersebut, tetapi orang-orang neurotik terdorong untuk menggunakan hanya satu cara.
Walaupun tulisan horney lebih ditunjukkan untuk kepribadian neurotik, banyak ide-idenya dapat berlaku pula pada individu normal.
C.     Kecemasan Dasar
Kecemasan dasar adalah konsep fundamental dalam teori kepribadian Horney. Horney mendefinisikannya sebagai “keburukan hati yang meningkat, yaitu meliputi keseluruhan perasaan kesepian dan ketidakberdayaan di dunia yang fana.” Kecemasan dasar adalah dasar dimana neurosa terakhir berkembang, dan ini tidak dapat dipisahkan dengan perasaan permusuhan yang didiskusikan pada bagian sebelumnya.
Sebagaimana yang diindikasikan oleh definisinya, kecemasan dasar adalah meliputi keseluruhan, ini mendasari keseluruhan hubungan yang telah atau akan dibentuk oleh individu dengan individu lain. Horney menggambarkan analogi antara seseorang yang menderita kecemasan dasar dan negara yang mengalami pergolakan politik. Kecemasan dan kerusuhan diantara individu serupa dengan pergolakan bawah tanah dan protes terhadap pemerintah. Pada kasus lain, pergolakan internal mungkin dimanifestasikan secara overt – dengan pemogokan ataupun riot dalam suatu negara atau simtom neurotik pada seorang individu.
Dengan mengabaikan bagaimana seseorang memanifestasikan atau mengekspresikan kecemasan dasar, Horney berpendapat bahwa keadaan perasaan setiap orang adalah kurang lebih sama. Horney menuliskan bahwa, pada kebudayaan kita, setidaknya ada empat pertahanan-diri: mendapatkan kasih sayang, menjadi patuh, memperoleh kekuatan dan penarikan diri.
Ada beberapa cara dimana seseorang dapat mengamankan kasih sayang. Dia mungkin, misalnya, mencoba untuk melakukan apa saja yang diinginkan orang lain, atau mungkin mencoba untuk menyuap atau bahkan mungkin mengancam seseorang agar memberikan hasrat kasih sayang mereka.
Kepatuhan dalam arti pertahanan-diri melibatkan pemenuhan harapan dari seseorang atau harapan semua orang. Seperti seseorang yang berusaha menghindari perbuatan yang akan menyakiti orang lain. Seseorang berani untuk tidak mengkritik atau cara lain misalnya menyerang, harus menekan kebutuhan dan hasrat mereka, dan tidak dapat pula melindungi diri mereka terhadap penyalahgunaan dari rasa takut sebagai reaksi defensif, yang mungkin akan menyakiti orang yang menyakitinya. Horney mengatakan bahwa kebanyakan orang patuh percaya bahwa mereka benar-benar tidak egois dan melakukan pengorbanan-diri.
Mendapatkan kekuatan dari orang lain adalah mekanisme pertahanan-diri yang ketiga. Dengan cara ini seseorang dapat mengompensasikan perasaan ketidakberdayaannya dan mendapatkan rasa aman melalui perolehan kesuksesan atau melalui perasaan superior terhadap orang lain.
Ketiga instrumen pertahanan diri ini memiliki satu kesamaan aspek. Dengan menggunakan salah satu di antaranya, seseorang berusaha untuk menanggulangi kecemasan dengan cara berinteraksi dengan orang lain. Pertahanan-diri dari kecemasan dasar yang terakhir adalah penarikan-diri (withdrawal) dari orang lain, tidak secara fisik, tetapi secara psikologis. Seseorang berusaha menjadi sepenuhnya terbebas dari orang lain, tidak bersandar pada orang manapun untuk mendapatkan kepuasan dari kebutuhan eksternal maupun internal.
Kebebasan yang dianggap sebagai kebutuhan psikologis seseorang akan diperoleh dengan cara menjauh dan melepaskan diri dari orang lain, tidak lagi bergantung pada orang lain untuk mendapatkan kepuasan dari kebutuhan emosionalnya. Pada kenyataannya, ini melibatkan lebih dari itu; ini melibatkan penumpulan peminimalisiran dari kebutuhan emosional seseorang, dengan menarik-diri dari kontak emosional dan melepaskan kebutuhan emosional seseorang, seseorang melindungi dirinya dari rasa sakit yang diberikan orang.
Keempat mekanisme pertahanan-diri ini memiliki satu tujuan: bertahan terhadap kecemasan. Mereka berorientasi untuk mendapatkan keamanan dan penentraman hati, bukan untuk kebahagiaan atau kesenangan dengan kata lain, mereka bertahan melawan rasa sakit, bukan mencari kesejahteraan.
D.    Kebutuhan – Kebutuhan Neurotik
Horney mengemukakan 10 kebutuhan neurotik, yakni kebutuhan yang timbul sebagai akibat dari usaha menemukan pemecahan-pemecahan masalah gangguan hubungan antara manusia.
1.      Kebutuhan kasih sayang dan penerimaan: keinginan membabi-buta untuk meyenangkan orang lain dan berbuat sesuai dengan harapan orang lain. Orang itu mengharapkan dapat diterima dengan baik orang lain, sehingga berusaha bertingkah laku sesuai dengan harapan orang lain, cenderung takut berkemauan,dan sangat peka/ terganggu dengan tanda-tanda permusuhan dan penolakan dari orang lain dan perasaan permusuhan di dalam dirinya.
2.      Kebutuhan partner yang bersedia mengambil alih kehidupannya: tidak memiliki kepercayaan diri, berusaha mengikatkan diri dengan partnet yang kuat. Kebutuhan ini mencakup penghargaan yang berlebihan terhadap cinta, dan ketakutan akan kesepian dan diabaikan.
3.      Kebutuhan membatasi kehidupan dalam ranah sempit: penderita neurotik sering berusaha untuk tetap tidak menarik perhatian, menjadi orang kedua, puas dengan yang serba sedikit. Mereke merendahkan nilai kemampuan mereka sendiri, dan takut menyuruh orang lain.
4.      Kekuasaan : Kekuatan dan kasih sayang mungkin dua kebutuhan neurotik yang terbesar. Kebutuhan kekuatan, keinginan berkuasa, tidak menghormati orang lain, memuja kekuatan dan melecehkan kelemahan, biasanya dikombinasikan dengan kebutuhan prestis dan kepemilikan , yang berujud sebagai kebutuhan mengontrol orang lain dan menolak perasaan  lemah dan bodoh.
5.      Kebutuhan mengeksploitasi orang lain: Takut menggunakan kekuasaan secara terang-terangan, menguasai orang lain melalui eksploitasi dan superiorita intelektual. Neurotik sering mengevaluasi orang lain berdasarkan bagaimana mereka dapat dimanfaatkan atau diekspoitasi, pada saat yang sama mereka takut diekploitasi orang lain.
6.      Kebutuhan pengakuan sosial atau prestise: Kebetutuhan memperoleh penghargaan sebesar-besarnya dari masyarakat. Banyak orang yang berjuang melawan kecemasan dasar dengan berusaha menjadi nomor satu, menjadi yang terpenting, menjadi pusat perhatian.
7.      Kebutuhan menjadi pribadi yang dikagumi: pengidap narkotik memiliki gambaran diri melambung dan ingin dikagumi atas dasar gambaran itu, bukan atas siapa sesungguhnya mereka. Inflasi harga diri yang terus menerus terjadi harus ditutupi juga secara terus-menerus dengan penghargaan dan penerimaan dari orang lain.
8.      Kebutuhan ambisi dan prestasi pribadi: penderita neurotik sering memiliki dorongan untuk menjadi yang terbaik- penjual terbaik- pemain bowling terbaik, pecinta terbaik. Mereka ingin menjadi terbaik dan memaksa diri untuk semakin berprestasi sebagai akibat dari perasaan tidak aman, harus mengalahkan orang lain untuk menyatakan superioritasnya.
9.      Kebutuhan untuk mencukupi diri sendiri & independensi: Neurotik yang kecewa-gagal menemukan hubungan-hubungan yang hangat dan memuaskan dengan orang lain yang cenderung akan memisahkan diri tidak mau terikat dengan orang lain orang menyendiri.
10.  Kebutuhan kesempurnaan dan ketaktercelaan : melalui perjuangan yang tidak mengenal lelah untuk menjadi sempurna, penderita neurotik membuktikan harga diri dan superioritas pribadinya.
Tidak satupun dari kebutuhan ini selamanya neurotik atau abnormal, tetapi tampak sementara. Apa yang membuat mereka neurotik adakah intensitas dan kompulsifitas pengejaran dari kepuasan mereka sebagaimana cara mengatasi kecemasan dasar. Dalam kasus ini, kepuasan mereka tidak dapat menolong pengamanan perolehan individu tetapi hanya dapat menolong mereka dari rasa sakit akibat kecemasan. Dan juga ketika mengejar kepuasan kebutuhan ini hanya untuk menghindari kecemasan, seseorang berusaha untuk fokus pada satu-satunya kebutuhan dan mencari kepuasannya secara kompulsif dalam berbagai situasi.
Dalam pekerjaan terakhirnya, Horney menjadi tidak puas dengan sepuluh kebutuhannya, atau setidaknya menyebutkannya secara individu. Dia menyadari bahwa kebutuhan ini dapat dikelompokkan setidaknya dalam tiga kelompok, tiap-tiap kelompok merepresentasikan sikap mereka terhadap diri sendiri dan orang lain. Secara khusus, dia berkata bahwa tiap-tiap kebutuhan melibatkan salah satu berikut ini: gerakan menuju orang lain, gerakan melawan orang lain, atau gerakan menjauh dari orang lain. Sebagai contoh, kebutuhan (1) dan (2) – untuk kasih sayang/penerimaan dan untuk partner dominan – melibatkan gerakan menuju orang lain. Bergerak melawan orang lain termasuk kekuatan eksploitasi, prestise, pemujaan, dan ambisi akan kebutuhan. Kebutuhan akan kecukupan-diri, untuk kesempurnaan, dan untuk pembatasan hidup yang terbatas melibatkan gerakan menjauh dari orang lain. Horney menyebut tiga kategori gerakan direksional ini sebagai kecenderungan neurotik.
E.     Kecendrungan Neurotik
Karena kecenderungan neurotik berkembang dari mekanisme pertahanan yang didiskusikan di atas, kita akan melihat persamaan di antaranya. Dalam sebuah pengertian dapat kita katakan bahwa kecenderungan neurotik adalah perluasan dari alat perlindungan. Kecenderungan perilaku dan sikapnya adalah memaksa; yaitu, individu neurotik memaksa untuk berkelakuan sesuai dengan salah satu dari mereka. Mereka juga menunjukkan tidak pandang bulu pada sebuah dan semua situasi, termasuk interaksi dengan orang lain. Setiap kecenderungan neurotik ini menunjukkan jenis tingkah laku tertentu. Jenisnya antara lain: gerakan menuju orang (tipe mengalah); gerakan melawan orang (tipe agresif); gerakan memisah dari orang lain (tipe obyektif).
F.      Mendekati Orang Lain
Orang mendekati orang lain sebagai usaha untuk melawan perasaan tak berdaya. Orang yang merasa selalu kalah atau mudah kalah (compliant),menjadi sangat membutuhkan kasih sayang penerimaan, dan atau membutuhkan partner yang kuat yang dapat mengambil tanggung jawab terhadap kehidupannya. Horney menamakan kebuhan ini sebagai ketergantungan yang tidak normal (morbid dependency) sebgai lawan dari saling tergantung (codepency).
Horney menambahkan bahwa setiap orang memiliki kebutuhan-kebutuhan ini pada tingkatan tertentu. Banyak dari kita menyadari bahwa pada waktu tertentu kita merasakan kebutuhan untuk memanfaatkan orang lain atau terbebas dari mereka, kebutuhan akan kasih sayang dan penerimaan dan sebagainya.
Kecenderungan neurotik mendekat orang lain, melibatkan strategi yang kompleks, karena mencakup keseluruhan fikiran, perasaan, tingkah laku- keseluruhan gaya hidup- seseorang itu adalah filsafat hidup. Orang neurotik yag memakai filsafat hidup semacam itu memandang dirinya sebagai orang yang mudah dicintai, baik hati, tidak mementingkan diri sendiri, sederhana, dan peka dengan perasaan orang lain. Mereka bersedia menempakan diri dibawah orang lain, menempatkan orang lain lebih cerdas dan lebih menarik, dan menilai diri sendiri sesuai dengan fikiran orang mengenai dirinya.
G.    Melawan Orang Lain
Orang yang agresif memandang orang lain sebagai musuh, dan memakai strategi melawan oang lain untuk meredakan kecemasannya. Seperti orang komplian dia mendekat orang lain, tetapi bukannya menyerahkan diri, dia malahan bersikap buruk dan kasar. Mereka dimotivasi untuk mengeksploitasi orang lain, dan memanfaatkan orang lain untuk keuntungan dirinya. Mereka tidak mau menerima kesalahan dirinya, secara kompulsif berusaha tampil sempurna, kuat dan superior. Lima dari kebutuhan neurotik, termasuk klasifikasi kecenderungan menyerang, yakni kebutuhan menjadi kuat, mengeksploitasi orang lain, memperoleh prestise, dihormati, dan berprestasi. Orang-orang ini mungkin tampil tampil sebagai pekerja keras dan bersemangat, tetapi tidak merasa senang dengan pekerjaannya.
H.    Menjauh Dari Orang Lain
Untuk mengatasi konflik dasar isolasi, orang justru memisahkan diri, memakai kecenderungan neurotik menjauh dari orang lain. Strategi ini adalah ekspresi kebutuhan keleluasan pribadi (privacy), kemandirian, dan kecukupan diri sendiri (self-sufficieny). Kebutuhan semacam itu dapat menimbulkan tingkah laku yang positif, tetapi juga bisa negatif, neurotik- kalau orang secara kompulsif berusaha memuaskan diri dengan mengambil jarak secara emosional dengan orang lain.
I.       Penggambaran Horney Tentang Sifat Manusia
Seperti yang telah kita lihat pada permulaan bagian ini, gambaran Horney tentang kita, seperti milik Adler, yaitu mempertimbangkan lebih optimis daripada milik Freud. Mungkin dasar paling penting untuk keoptimisan ini adalah kepercayaannya yang kuat bahwa kita tidak didominasi oleh kekuatan atau dorongan biologis untuk masalah, kecemasan (anxiety), neuroses, atau untuk suatu universalitas kepribadian.
Pada Horney, setiap manusia adalah unik. Perilaku neurotic, tentu saja, dapat terjadi dan dapat hilang, tapi, ketika hal ini terjadi, merupakan hasil dari kekuatan (dorongan) sosial-kondisi-kondisi yang terjadi pada masa awal kanak-kanak. Kondisi ini juga dapat memenuhi atau menggagalkan kebutuhan anak-anak untuk keamanan dan perlindungan. Jika kondisi ini menggagalkan kebutuhan-kebutuhan tersebut, hasilnya adalah perilaku neurotik.
Jadi neuroses dan masalah bukan merupakan kondisi yang sudah harus diterima oleh manusia. Mereka dapat menghindarinya, Horney menegaskan agar anak-anak dibesarkan di rumah yang memberikan perlindungan, kepercayaan, cinta dan penerimaan yang genuine.
Horney percaya bahwa dengan memberikan kondisi yang tepat pada masa anak-anak, banyak anak akan tumbuh dan berkembang di dalam kepribadian dewasa yang berintegrasi dengan baik dan menyatu. Setiap orang memiliki potensi yang dibawa sejak lahir untuk melakukan realisasi diri (seif-realization). Keinginan untuk berkembang yang ada sejak lahir, dan ini merupakan keistimewaan dan kebutuhan kita untuk mencapai tujuan dalam hidup.
Horney juga percaya, agak setuju dengan Adler, bahwa kita memiliki kapasitas untuk dengan sadar membentuk dan mengubah kepribadian kita, individu-individu dan lingkungan sosial dapat merubah lebih baik. Neuroses dapat dicegah oleh kondisi masa kanak-kanak yang tepat. Sifat manusia atau kepribadian. Karena fleksibel, bukan merupakan bakat dalam pembentukan pada masa kanak-kanak. Setiap orang memiliki kapasitas untuk mengubah pada cara mendasar. Pengalaman terakhir, kemudian mungkin sama pentingnya dengan masa kanak-kanak itu.
Kemampuan perkembangan diri tiap individu bahwa dia menegaskan analisis diri dalam kerja terapeutiknya dimanapun yang memungkinkan. Dia menulis buku yang berjudul “Self-Analysis” yang memperdebatkan pada kebaikan kemampuan individu untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Self knowledge, dia mengatakan, yang artinya merupakan kebebasan kemampuan kita untuk berkembang secara spontan. Pencarian self-knowledge merupakan suatu hak dan kewajiban. Setiap dari kita mampu membentuk hidup kita sendiri dan meraih realisasi diri (self realization). Oleh karena itu, perilaku kita tidak sepenuhnya dapat ditentukan.



















DAFTAR PUSTAKA
1.      Alwisol. 2007. Psikologi Kepribadian. Umm Press: Malang .
3.      Suryabrata, Sumadi.  (2003). Psikologi KepribadianJakarta: PT. Raja Grafindo Persada.





Tidak ada komentar: