Minggu, 26 April 2015

Laporan Praktikum Faal "Indera Peraba"

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa         : Priyo Pambudi
NPM                              : 19513929
Tanggal Pemeriksaan  : 5 Juli 2014
Nama Asisten  : 1. Dimas Apriyanto
Paraf Asisten  :

1.      Percobaan                                    :  Indera Peraba
Nama Percobaan                         :  Perasaan pada Kulit
Nama Subjek Percobaan            :  Individu
Tempat Percobaan                      :  Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan                :  Mengetahui adanya reseptor tekanan, sakit, sentuhan, dingin dan panas pada kulit, serta mengetahui letak masing – masing reseptor.
b.      Dasar Teori                            : Pada lapisan dermis kulit terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya. Oleh karena itu kulit merupakan organ terluas dimana pada organ ini terdapat reseptor panas (ruffini), tekanan (paccini), dingin (krause), rasa nyeri atau sakit (ujung saraf bebas), serta reseptor sentuhan (meissner). Jika Anda ingin mengetahui tekstur dari suatu permukaan, seperti halus atau kasar benda, maka dapat Anda lakukan dengan merabanya. Inilah fungsi kulit sebagai indera peraba. Kulit kita mempunyai kepekaan terhadap rangsang seperti panas, dingin, tekanan, sentuhan dan rasa sakit karena di bagian tersebut banyak terdapat saraf-saraf sensori yang bekerja secara spesifik, misalnya rangsang sentuhan diterima oleh reseptor korpuskel meissner, rangsang tekanan diterima oleh reseptor korpuskel paccini, dan rangsang dingin diterima oleh reseptor ruffini.
Permukaan kulit mengandung saraf-saraf yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Ujung saraf tersebut yaitu sebagai berikut, Paccini, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan berupa tekanan, letaknya di sekitar akar rambut. Ruffini, merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan panas. Meisner, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap sentuhan. Krause, merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap rangsangan dingin. Lempeng Merkel, merupakan ujung perasa sentuhan dan tekanan ringan, terletak dekat permukaan kulit. Ujung saraf tanpa selaput, merupakan ujung saraf perasa nyeri.
c.       Alat yang Digunakan            :  Amplas dengan berbagai tingkat kekasaran, 3 baskom plastik, serta beberapa macam cairan atau larutan (air, alkohol 70%, aseton).
d.      Jalannya Percobaan             :  1.1   Praktikan diminta untuk menutup mata dan meraba – raba kekasaran pada 3 amplas, lalu pisahkan amplas mulai dari yang paling kasar hingga halus.
1.2   Praktikan diminta untuk mencelupkan kedua tanganya dikedua baskom, baskom kanan berisi air hangat dan baskom kiri berisi air dingin. Kemudian setelah dicelupkan beberapa lama, angkat kedua tangan tersebut lalu pindahkan ke baskom yang berisi air biasa. Rasakan reaksi yang terjadi pada kedua tangan.
1.3   Asisten laboratorium memberikan masing – masing setetes larutan dari berbagai macam larutan pada punggung tangan, kemudian, bila larutan tersebut sudah diteteskan di punggung tangan, tiuplah larutan tersebut dan rasakan reaksi yang terjadi pada punggung tangan.
e.       Hasil Percobaan                    :  1.1   Amplas
3 – 2 – 1 
1.2   Air
        Panas = dingin
        Dingin = biasa
1.3   Larutan
        Air = biasa aja
        Alkohol = dingin
        Aseton = lebih dingin
f.       Hasil Sebenarnya                  :  1.1   Membedakan Tingkat Kasar – Halus
3 – 2 – 1
1.2   Membedakan Suhu Air
·         Biasanya setelah dimasukkan ke baskom C, tangan kanan terasa dingin dan tangan kiri terasa hangat.
·         Kulit sebagai thermoreseptor, maka dapat mendeteksi panas dan dingin.
·         Tangan kanan terasa dingin karena adanya pengurangan kalor, dari panas ke hangat.
·         Tangan kiri terasa hangat karena adanya penambahan kalor, dari dingin ke hangat.
1.3   Membedakan Suhu 3 Cairan (Air, Alkohol, Aseton)
·         Air lebih dingin daripada hanya ditiup.
·         Alkohol lebih dingin dari air.
·         Aseton lebih dingin dari alkohol.
·         Ada reseptor dingin pada kulit, Reseptor End Krause.
·         Alkohol memiliki titik didih yang rendah, sehingga ketika mengenai kulit, alkohol akan langsung menguap. Selama proses penguapan, alkohol memerlukan kalor yang diambil dari tubuh, maka kulit akan terasa lebih dingin.
g.      Kesimpulan                            :  Pada lapisan dermis kulit terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan sebagainya. Pada percobaan ini, kulit dapat merasakan berbagai macam respon yang terjadi.
h.      Daftar Pustaka                      :  Priadi, Arif .(2009). Biologi. Jakarta : Yudhistira.
Irawan, Rudi .(2012). Indera Manusia. Jakarta : Global Media.
Adil, Ellyzar I.M. (2008). Sistem Indera Peraba. Jakarta : Yudistira

2.      Percobaan                                    :  Indera Peraba
Nama Percobaan                         :  Daya Membedakan Sifat Benda
Nama Subjek Percobaan            :  Individu
Tempat Percobaan                      :  Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan                :  Membuktikan kepekaan syaraf peraba terhadap kehalusan benda sampai kekerasan benda, serta bentuk – bentuk benda (stereognostik).
b.      Dasar Teori                            : Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga bahwa akhiran saraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil.
Kita dapat membedakan benda – benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang berperan adalah reseptor kinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan.
Pada tempat di mana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan yang besar terdapat stimulus taktil, ternyata banyak corpuscullum tactus. Diduga bahwa miniscus tactus juga merupakan reseptor taktil.
Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan implus taktil halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus.
c.       Alat yang Digunakan            :  Berbagai macam bentuk balok (kubus, silinder, lingkaran, segitiga, kerucut) beragai macam buah dan berbagai macam bentuk huruf.
d.      Jalannya Percobaan             :  1.1   Praktikan diminta untuk menutup mata. Disisi lain asisten laboratorium memberikan satu per satu benda dari berbagai macam benda dan meminta praktikan meraba – raba dan menyebutkan nama benda tersebut.
e.       Hasil Percobaan                    :  1.1   Paprika – Pepaya – N – F – B
f.       Hasil Sebenarnya                  :  Tidak ada hasil sebenarnya
g.      Kesimpulan                            :  Kita dapat membedakan benda – benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang berperan adalah reseptor kinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan. Ketika mata ditutup, kita mencoba untuk berkonsentrasi penuh untuk menjawab benda yang kita rasakan oleh tangan.
h.      Daftar Pustaka                      :  Kimball, John W .(1992). Biologi. Jakarta : Erlangga.
Puspitawati, Ira .(1998). Psikologi Faal. Depok : Universitas Gunadarma.
Ridwan, Noer. (2003). Sistem Indera Manusia. Jakarta : Pustaka alam

3.      Percobaan                                    :  Indera Peraba
Nama Percobaan                         :  Lokalisasi Taktil
Nama Subjek Percobaan            :  Individu
Tempat Percobaan                      :  Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan                :  Memahami serta mengetahui kepekaan syaraf peraba dengan melokalisir tempat yang ditusukkan ke berbagai tempat, serta mengetahui kepekaan TPL (Two Point Localizator).
b.      Dasar Teori                            : Proses yang terjadi pada system saraf dimulai dengan adanya stimulus yang diterima oleh organ-organ sensorik yang disebut dengan reseptor sensorik. Reseptor sensorik terdapat di seluruh tubuh manusia, salah satunya yaitu ada reseptor taktil yang berada di permukaan tubuh. Sebenarnya reseptor taktil merupakan mekanoreseptor yang dipakai untuk mengenali rangsangan secara mekanis. Setidaknya ada berbagai macam bentuk reseptor taktil yang terkenal, seperti: Pertama, ujung saraf bebas yang dapat mendeteksi rabaan dan tekanan. Kedua, badan Meissner yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan. Ketiga, diskusi merkel yang fungsinya sama dengan reseptor taktil badan Meissner. Keempat, organ ujung rambut (hair end-organ). Kelima, ujung organ Ruffini, yang peka terhadap reseptor panas. Serta terakhir yaitu badan Vater-Paccini yang peka terhadap rangsangan berupa tekanan.
Rangsangan yang telah diterima oleh reseptor taktil akan diteruskan oleh saraf sensorik menuju cornu posterior substansi grisea medulla spinalis dan terjadi sinaps dengan neuron kedua. Neuron kedua akan meneruskan impuls menuju columna anterior substansi alba yang akan melewati traktus anterior spinothalamic menuju talamus. Terjadi sinaps dengan neuron ketiga dan akan diteruskan menuju korteks serebri bagian postsentralis gyrus. Impuls sensorik akan segera dikenali oleh postsentralis gyrus karena merupakan pusat dari area somatosensorik.
c.       Alat yang Digunakan            :  Pulpen, spidol dan penggaris panjang atau pendek
d.      Jalannya Percobaan             :  1.1   Praktikan diminta untuk menutup mata. Kemudian asisten laboratorium membuat titik pada punggung tangan praktikan dengan spidol, lalu praktikan diminta untuk mencocokan titik yang telah dibuat sebelumnya oleh asisten laboratorium dengan pulpen.
e.       Hasil Percobaan                    :  1.1   0,3 cm
1.2                               0 cm
1.3   1,5 cm
1.4   0,2 cm
1.5   1,5 cm
f.       Hasil Sebenarnya                  :  1.1   Bila jarak kurang dari 5 cm, maka syaraf peraba baik.
1.2   Bila jarak lebih dari 5 cm, maka syaraf peraba kurang baik.
1.3   TPL (Two Point Localization), lebih peka pada bagian yang menonjol (hidung, mata, bibir, ujung jari, telinga, dll)
1.4   Jarak asisten tusuk dengan yang praktikum rasakan tergantung waktu.
g.      Kesimpulan                            :  Proses yang terjadi pada system saraf dimulai dengan adanya stimulus yang diterima oleh organ-organ sensorik yang disebut dengan reseptor sensorik. Reseptor sensorik terdapat di seluruh tubuh manusia, salah satunya yaitu ada reseptor taktil yang berada di permukaan tubuh. Sebenarnya reseptor taktil merupakan mekanoreseptor yang dipakai untuk mengenali rangsangan secara mekanis. Kita mencoba fokus untuk mengingat titik pertama yang ditekankan oleh asisten laboratorium.
h.      Daftar Pustaka                      :  Priadi, Arif .(2009). Biologi. Jakarta : Yudhistira.
Kimball, John W .(1992). Biologi. Jakarta : Erlangga.
Ridwan, Noer. (2003). Sistem Indera Manusia. Jakarta : Pustaka alam

4.      Percobaan                                    :  Indera Peraba
Nama Percobaan                         :  Gerak Refleks
Nama Subjek Percobaan            :  Individu
Tempat Percobaan                      :  Laboratorium Psikologi Faal
a.      Tujuan Percobaan                :  Mengetahui adanya gerakan – gerakan reflek pada otot.
b.      Dasar Teori                            : Refleks adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera setelah adanya rangsang. Pada manusia gerak refleks terjadi melalui reflex arc, namun refleks-refleks ini sangat penting artinya di dalam mendiagnosis dan melokalisasi lesi neurologi. Gerakan umumnya terjadi secara sadar dan tidak sadar. Gerakan yang sadar melalui jalan yang panjang. Gerakan reflek ialah hasil stimulasi sel motorik oleh stimulus yang dibawa oleh neuron aferen dari jaringan. Gerakan reflek juga merupakan gerakan yang terjadi secara tiba-tiba di luar kesadaran. Penyebab timbulnya gerakan reflek:
1. Terkena benda yang panas
2. Tersentuh benda yang panas
3. Karena suatu peristiwa
4. Terkena benda tajam
Gerak reflek terjadi sangat cepat. Tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan tanpa memerlukan kontrol dari otak. Contoh: berkedip, bersin, batuk, dan lain-lain.
Implus dimulai dari reseptor penerima rangsangan. Dilanjutkan menuju ke saraf sensori ke pusat saraf. Kemudian, implus diterima oleh saraf penghubung tanpa diolah di dalam otak. Langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot dan kelenjar. Jalan pintas dalam gerakan reflek ini disebut dengan lengkung reflek.
Jalur gerak reflek dibentuk oleh neuron sensorik, interneuron, dan neuron motorik yang mengalurkan implus saraf untuk tipe reflek tertentu. Gerak reflek yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel, yaitu neuron sensori dan neuron motori.
Dalam melakukan gerak, tubuh banyak melakukan koordinasi dengan organ tubuh yang lain. ini menunjukkan adanya kerjasama antara berbagai bagian tubuh dalam menjalankan fungsinya. Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah lorong yang gelap, semua indera pun akan siap siaga. Telinga akan mendengar sesuatu sehalus apa pun, kemudian jika tubuh menabrak sesuatu, maka akan terjadi gerakan reflek seperti berteriak atau melompat. Begitulah contoh gerak reflek yang terjadi.
c.       Alat yang Digunakan            :  Sebuah martil refleks dengan bagian depan terbuat dari karet.
d.      Jalannya Percobaan             :  1.1   Praktikan diminta duduk di bangku dan melemaskan kaki. Kemudian asisten laboratorium memukul dengkul praktikan dengan martil refleks dan lihatlah reflek yang terjadi pada kaki kanan dan kaki kiri.
e.       Hasil Percobaan                    :  1.1   Kaki kanan dan kaki kiri ada refleks.
f.       Hasil Sebenarnya                  :  1.1   Lutut yang dipukul dengan martil refleks secara spontan akan bergerak sendiri (ada gerak refleks).
1.2   Namun, tidak harus gerak, (terasa seperti kesetrum).
g.      Kesimpulan                            :  Gerakan umumnya terjadi secara sadar dan tidak sadar. Gerakan yang sadar melalui jalan yang panjang. Gerakan reflek ialah hasil stimulasi sel motorik oleh stimulus yang dibawa oleh neuron aferen dari jaringan. Ketika dengkul kita dipukul dengan martil refleks, hal yang terjadi selanjutnya adalah dengkul kita mengeluarkan respon dengan gerak refleks secara tiba – tiba.
h.      Daftar Pustaka                      :  Priadi, Arif .(2009). Biologi. Jakarta : Yudhistira.
Irawan, Rudi .(2012). Indera Manusia. Jakarta : Global Media.
Adil, Ellyzar I.M. (2008). Sistem Indera Peraba. Jakarta : Yudistira


Tidak ada komentar: